Kenduri tradisi jawa, penuh dengan simbol dan filosofi


Ada sebuah tradisi di Nusantara yang tak lekang oleh waktu terutama di suku jawa, yaitu Kenduri.dalam kamus besar bahasa indonesia yang dimaksud kenduri adalah Penjamuan makan untuk memperingati peristiwa, syukuran meminta berkah dan sebagainya, sebagai asli  orang jawa penulis sangat  erat sekali dengan tradisi tersebut diatas.

Selain penjamuan makan kenduri juga sebagai salah satu wadah untuk bersilahturohmi, menjaga keakraban dalam lingkungan, saling bertukar cerita, ada sesuatu yang unik di dalam kenduri yaitu simbol simbol yang di berikan pada makanan jamuan yang nantinya dimakan bersama berikut dibawah ini simbol simbol makanan dalam kenduri

Pertama yaitu tumpeng, dalam tradisi orang orang jawa, mereka banyak sekali memakai sebuah akronim termasuk didalamnya adalah tumpeng. tumpeng artinya Nek Metu Kudu Mempeng yaitu kalau kita keluar untuk bekerja atau mencari harta haruslah serius dan bersungguh sungguh agar hasilnya bisa maksimal
tupeng terbuat dari beras,yang dimasak dengan air santan ditambah sedikit garam serta ditambahkan kunir untuk pewarna kuning.

Yang kedua ada ada apem, apem biasanya ada di setiap hajatan kenduri tetapi yang paling sering itu pada saat acara megengan (kenduri sebelum datangnya puasa ramadhan dan lebaran idhul fitri ) apem pertama kali dipopulerkan oleh sunan kalijogo definisi apem sendiri berasal dari kata Afum yang berarti meminta dan memberi maaf

apem sendiri terbuat dari tepung beras, gula dan kelapa kadang ada pula yang pakai buah pisang ataupun nangka matang.

Yang ketiga adalah ingkung, ingkung adalah masakan ayam jantan  panggang yang rata-rata cenderung sudah tua yang dibumbui dengan banyak rempah dan santan sehingga menciptakan cita rasa yang unik dan sedap, Ingkung merupakan sesaji utama dalam kenduri.
Ingkung adalah akronim dari ing-sun yang berarti aku dan  mene-kung berati berdoa dengan khidmat

Didalam kenduri terdapat doa-doa yang dilakukan dnegan simbol-simbol  hal ini tak lepas dari pengaruh sunan kalijogo yang berdakwah agama islam di jawa, karena menurutnya jika berdakwah dengan menyerang langsung pendirian (kepercayaan ) masyarakat jawa ( pada saat itu masyarakat jawa banyak yang memeluk agama Hindu, Budha Agama Animisme dan Dinamisme) maka mereka akan lari dan tidak mau memeluk agama islam.
Dan itulah tadi tradisi yang berada di jawa sobat Ensiklo semoga tradisi ini tetap terjaga kelestarianya dan  banyak dari kenduri  yang termasuk didalamnya diambil manfaat serta filosofinya.



Posting Komentar

0 Komentar