akhir pelarian pengikut setia, perjuangan pangeran diponegoro melawan belanda bag 3 habis

sentot alibaysah

Kalo sobat ensiklopedi pernah melewati jalan antara  gorang gareng di magetan - kearah madiun disana ada sebuah pondok modern yang lumayan besar, pondok tersebut berada di daerah takeran magetan

atau kalian tentu pernah menonton film keluarga yang berjudul sepatu baru buat dahlan, yang mengisahkan dahlan kecil  (dahlan iskan  pemilik jawa pos group mantan menteri  BUMN) bersekolah di pondok pesantren sabilul mustaqiem takeran

pondok itu bernama pondok  pesantren sabilul mustaqim, yang berada di takeran magetan sebenarnya apa yang istimewa dari pondok tersebut?

ada jejak historis yang lekat sekali dengan perjuangan pangeran diponegoro,dikisahkan pendiri dari pondok pesantren sabilul mustaqim adalah salah satu  pengikut setia dari pangeran  diponegoro yang ketika terjadi penangkapan  pangeran diponegoro semua pengkut melarikan diri

baca juga : diponegoro pahlawan perang jawa yang membikin belanda bangkrut 2

salah satunya adalah  kholifah dan  Kyai Hasan ulama,  ketika pangeran diponegoro tertangkap secara licik oleh belanda dan di asingkan ke Makasar  saat itu perjuangan diteruskan oleh  anak dari pangeran diponegoro bernama ki sodewo tetapi karena pasukan semakin terjepit maka banyak dari pengikutnya lari ke berbagai arah

 tahun 1850 M kyai kholifah dan kyai hasan ulama lari ke arah timur menuju ponorogo dan sampailah di desa tegalrejo ( saat ini bernama desa bogem sampung ponorogo)di sana kyai hasan  menetap dan membangun surau kecil untuk mengajarjan agama islam di desa tegalrejo sambil memperdalam ajaran kepada kyai kholifah selanjutnya membangun pondok pesantren di takeran magetan


selain itu juga ada salah satu pelarian dari pengikut setia pangeran diponegoro di  Kediri dan mendirikan Pesantren Kapurejo, bernama Kiai Hasan Muhyi. Setelah bergerilya di lereng Gunung Lawu, Wilis, dan Kelud,

Kiai Hasan Muhyi (Raden Mas Ronowidjoyo), adalah  seorang perwira tinggi dalam Detasemen Sentot Alibasah Prawirodirdjo, akhirnya mendirikan Pesantren Kapurejo, di Kecamatan Pagu

Di Jombang, terdapat nama Kiai Abdussalam, juga salah seorang pasukan Diponegoro, yang merintis pondok di Desa Tambakberas. Ketika mbabat alas, ia bersama pengikutnya mendirikan sebuah langgar kecil dan pemondokan di sampingnya untuk 25 pengikutnya.

Kelak, karena jumlah santrinya dibatasi 25 orang, pondok ini dikenal dengan nama pondok selawe alias “pesantren dua puluh lima” atau disebut pondok telu karena hanya ada tiga unit bangunan.

dan masih banayak lagi para pejuang dan pengkut setia pangeran diponegoro yang  menyingkir dari jogja dan akhirnya mendirikan pondok pesantren  di beberapa daerah

di tengah pelarian sebenarnya perjuangan melawan  belanda belum berakhir  ada simbol simbol tertentu  yang dapat meguatkan atau sebagai sandi bahwa  orang-orang tersebut merupakan orang-orang dari pangeran diponegoro yaitu rata-rata masjid  terdapat berjejer-jejer pohon sawo

adanya pohon sawo tersebut sebagai kata sandi yang berarti Sawu Sufufakum  yang berarti rapatkan barisan.jadi ketika suatu saat hendak melawan lagi supaya kita jangan lengah rapat kan barisan dan terus melawan kolonialisme.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Bagaimana cara atau kiat jitu menjual kaos Dakwah, yuk kita simak tulisan ini: Kiat Jitu Merintis Pabrik Kaos Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Fashion

    BalasHapus